BIODEGRADASI BAKTERI (Pseudomonas aeruginosa) DALAM MENGATASI PENCEMARAN AIR LAUT OLEH LIMBAH LOGAM BERAT TIMBAL
Depertemen Keilmiahan Divisi Keilmuan
Unit Penelitian Ilmiah Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman
UPI FABIO UNSOED
UPI PEDIA LITERATUR
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Salah satu sumber pencemar adalah logam
berat. Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu sulit terurai,
sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara
alami sulit terurai. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini
dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial di
mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme
hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun,
sedangkan jenis kedua adalah logam berat non esensial atau beracun seperti timbal (Pb) (Mohiuddin, 2011).
Salah satu metode untuk mengatasi pencemaran
logam timbal (Pb) adalah dengan memanfaatkan bakteri. Menurut Panuntun & Yulianto, 2012 terdapat 3 isolat bakteri yaitu genus Entrococcus,
Lactobacillus dan Pseudomonas dengan kemampuan toleran timbal hingga kadar 0,3
ppm. Beberapa jenis bakteri memiliki aktifitas penyerapan terhadap logam Pb. Bakteri-bakteri tersebut
berasal dari beberapa genus yang berbeda. Beberapa bakteri yang sudah mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb
yaitu Bacillus sp, Corynebacterium glutamicum, Enterobacter sp, pseudomonas
putida, Streptomyces rimosus, Streptoverticillium cinnamoneum, dan
Symphortcarpus albus. Mikroorganisme mampu bertahan dalam lingkungan dengan
kadar logam berat yang tinggi bergantung pada kemampuan detoksifikasi
mikroorganisme tersebut. Bakteri memiliki mekanisme yang berbeda-beda dalam
toleransi dan dalam proses bioremediasi logam berat dari lingkungan. Beberapa
mekanisme yang sudah diketahui digunakan oleh bakteri dalam mentoleransi kadar
logam berat. Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob
obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar seingga bakteri ini bersifat
motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 um. Pseudomonas secara umum tidak memiliki
enzim hidrolitik yang penting dalam mendegradasi polimer menjadi monomer namun
bakteri ini memiliki system inducible operon yang mampu menghasilkan enzim
tertentu dalam proses metabolisme sumber karbon yang tidak biasa digunakan oleh
karena itu bakteri ini memiliki peran penting dalam proses biodegradasi (Suyono,
Y., & Salahudin, F. (2011)).
Pengujian bakteri Pseudomonas aeruginosa melalui pembuatan media padat yaitu menggunakan media
Nutrien Agar (NA). Menimbang sebanyak 2,3 NA dilarutkan ke dalam 100 mL aquades
dan di aduk sambil dipanaskan di hotplate sampai panas sempurna, Selanjutnya
disterilisasi media padat pada autoklaf dengan suhu 120°C selama 15 menit (Caesar et al., 2014). Peremajaan isolat bakteri Pseudomonas aeruginosa
dilakukan menggunakan media padat miring yaitu Nutrien Agar (NA). Di ambil 1
ose bakteri dari stok atau koleksi, kemudian di streak menggunakan media NA
miring dan inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Peremajaan bakteri
Pseudomonas aeruginosa bertujuan untuk memperoleh stok bakteri yang ditumbuhkan
dari media satu ke media lainnya. Bakteri diremajakan dengan cara metode gores
pada tabung reaksi yang sebelumnya telah dituangkan media NA (Nutrient agar).
Uji
degradasi logam timbal (Pb) oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa Menimbang media
NB sebanyak 1,5 gram dan melarutkannya dengan 150 ml aquades steril.
Menambahkan timbal asetat (Pb(CH3COO)2) hingga konsentrasi 1 ppm. memasukkan
isolat bakteri sebanyak 2 ose ke dalam media tersebut kemudian dishaker dan
diinkubasi selama 72 jam. Dilakukan pengambilan sampel setiap 24 jam.
Selanjutnya sampel disentrifus (12000 rpm, 5 menit) dan di ambil supernatannya (Sulistijowati,
R. 2012). 5 mL supernatan kemudian didestruksi dengan 0,5 ml asam nitrat (HNO3)
pekat sambil dipanaskan dengan jernih, setelah itu sambil disaring menggunakan
labu takar 50 mL , ditambahkan standar timbal (Pb) hingga konsentrasi 1 ppm,
dan di impitkan dengan aquades steril. Sebelum proses analisis terlebih dahulu
dibuat larutan standar timbal (Pb) dengan membuat larutan baku 100 ppm dari
larutan induk 1000 ppm, kemudian diencerkan menjadi 10 ppm dan dibuat deret
standar 1 ppm, 1,2 ppm, 1,4 ppm, 1,6 ppm, 1,8 ppm, dan 2 ppm. sampel yang telah
selesai di preparasi beserta standar tersebut dianalisis menggunakan instrumen
spektrofotometer serapan atom (AAS) (Basha & Rajaganesh, 2014).
Setelah dilakukan
pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa bakteri Pseudomonas aeruginosa memiliki kemampuan dalam menurunkan logam timbal (Pb) dapat
disebabkan karena bakteri memiliki permukaan sel yang bermuatan negatif karena
terbentuk dari berbagai sturuktur anion sedangkan logam berat adalah ion
bermuatan positif sehingga dapat terjadi ikatan antara permukaan sel bakteri
dan ion logam berat, selain itu mikroorganisme dapat melakukan proses reduksi
logam berat sehingga dapat membentuk kompleks ion logam berat yang tidak toksik
(Panuntun,
M.S. 2014). Pengikatan logam Pb
oleh bakteri dipisahkan menjadi fase pengikatan dan transport aktif. Fase
pengikatan yaitu absorbsi melalui dinding sel atau permukaan eksternal yang
tergantung pada metabolisme sel. Kemudian diikuti dengan transport aktif yang
tergantung pada metabolisme sel. Logam Pb dapat terakumulasi pada membran sel
(ekstraseluler) dan pada sitoplasma (intraseluler) yang terdapat pada proses
metabolisme (Arizzal, 2013). Bakteri Pseudomonas
aeruginosa juga memiliki kemampuan
mengakumulasi logam berat dalam dinding selnya. Hal ini disebabkan karena kemampuan bakteri untuk
mendetoksifikasi pengaruh logam berat dengan adanya protein seperti polifosfat
di dalam sel yang mampu mengikat timbal. Sel bakteri sangat berlimpah sisi-sisi
yang mengandung muatan negatif yang terletak pada dinding selnya, seperti
karboksil (COO-) dan hidroksil (OH-), sehingga akan terjadi interaksi ion logam
dengn muatan negatif. Mekanisme biosorpsi logam berat secara alami mempunyai
dua mekanisme yang terjadi secara bolak balik yaitu pertama-tama akan terjadi penukaran ion logam
timbal yang berada disekitar permukaan sel dengan ion monovalen ataupun
divalent (misalnya Na) dan yang terakhir yaitu pembentukan senyawa kompleks
antara ion logam dengan gugus fungsi yang terdapat dalam sel (Khoiroh, 2014). Aktifitas
bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam menurunkan kandungan logam timbal (Pb)
dipelabuhan Timur Kamal selama 7 hari inkubasi yaitu didapat nilai penurunan
tertinggi pada sampel lokasi 2.2 dengan penurunan sebesar 97,3%.
Daftar Referensi
Arrizal, S. (2013). Identifikasi Rhizobakteri pada Semanggi (Marsilea
crenata Presl.) yang Terpapar Logam Berat Timbal (Pb). LenteraBio: Berkala
Ilmiah Biologi, 2(1), 165-169.
Basha, S. A., & Rajaganesh, K. (2014). Original Research Article
Microbial Bioremediation of Heavy Metals From Textile Industry Dye Effluents
using Isolated Bacterial Strains. 3(5), 785– 794.
Caesar, R. Y., Hapsari, I., & Dhiani, B. A. (2014). Formulasi dan
aktivitas antibakteri lotion minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare mill).
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 11(1).
Khoiroh, Z. (2014). “Bioremediasi Logam Berat Timbal (Pb) dalam Lumpur
Lapindo menggunakan Campuran Bakteri (Pseudomonas pseudomallei dan Pseudomonas
aeruginosa)”. Jurusan Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. H. 1-10.
Mohiuddin, K. M., Ogawa, Y. Z. H. M., Zakir, H. M., Otomo, K., &
Shikazono, N. (2011). Heavy metals contamination in water and sediments of an
urban river in a developing country. International journal of environmental
science & technology, 8(4), 723-736.
Panuntun, M.S. (2014). ”Isolasi dan Identifikasi Bakteri Toleran
Terhadap Timbal (Pb) dari Tanah Bekas Cetakan Pengecoran Logam di Desa
Jeblokan, Kab.Klaten”. Skripsi. Yogyakarta: Fak.Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga.
Sulistijowati, R. (2012). Potensi filtrat Lactobacillus acidophilus ATCC
4796 sebagai biopreservatif pada rebusan daging ikan tongkol. Indonesian
Journal of Applied Sciences, 2(2), 604–613.
Suyono, Y., & Salahudin, F. (2011). Identifikasi dan karakterisasi
bakteri Pseudomonas pada tanah yang terindikasi terkontaminasi logam. Jurnal
Biopropal Industri, 2(1), 8-13.
Komentar
Posting Komentar