PEMANFAATAN TANAMAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) dalam Menurunkan Limbah COD dengan Fitoremediasi
PEMANFAATAN
TANAMAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) dalam Menurunkan Limbah COD dengan Fitoremediasi
Depertemen Keilmiahan. Divisi Keilmuan
Unit Penelitian Ilmiah Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman
UPI FABIO UNSOED
U[PI PEDIA LITERATUR
Fitoremediasi merupakan proses menggunakan tanaman
hijau meliputi tanaman rempah-rempah seperti (Thlaspi Caerulescens, Brassica
Juncea, dan Helianthus annuus), tanaman berkayu seperti (Salix spp dan
Populus spp) karena mampu menghilangkan, menyerap, atau mengubah berbagai
kontaminan yang berbahaya bagi lingkungan seperti logam berat. Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tanaman untuk
dekontaminasi limbah. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan untuk
meremediasi limbah adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes).
Eceng
gondok merupakan gulma air karena petumbuhannya yang begitu cepat. Karena
pertumbuhan yang cepat maka eceng gondok dapat menutupi permukaan air dan
menimbulkan masalah pada lingkungan. Namun disisi lain, eceng gondok bermanfaat
karena mampu menyerap zat organik, zat anorganik serta logam berat yang
merupakan bahan pencemar. Eceng gondok juga termasuk
tumbuhan yang memiliki toleransi tinggi terhadap logam berat karena mempunyai
kemampuan membentuk fitokelatin dimana senyawa peptide yang dihasilkan oleh
tanaman mampu mengkhelat logam dalam jumlah yang besar. Eceng gondok telah banyak
dimanfaatkan dalam meremediasi lingkungan seperti untuk mereduksi pestisida Phospor,
oleh Verma, dkk (2005) untuk manyerap Pb dan Zn sebesar 17,6-80,3% dan
16,6-73,4% dari efluen industri kertas. Namun dari penelitian penelitian tersebut, belum ada yang
melaporkan tentang sistem fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok untuk
menurunkan nilai COD dan kandungan logam berat Cu dan Cr pada limbah cair
laboratorium. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan tanaman eceng
gondok (Eichhornia crassipes) dalam metode fitoremediasi limbah cair UPT laboratorium untuk menurunan nilai COD dan
kandungan logam berat Cu dan Cr (J,
S. 2015). Tangio
Proses fitoremediasi limbah cair UPT laboratorium analitik
pemeriksaan awal dimulai dari pengambilan sampel limbah cair UPT Laboratorium
Analitik sebanyak 10 liter ditempatkan pada 2 buah bak masing-masing berukuran 47,5 cm x 32,5 cm x
30,5 cm. Eceng gondok dengan ukuran, umur, dan jumlah yang sama yang telah
diaklimatisasi diletakkan dalam bak A yang berisi limbah cair. Bak B digunakan
sebagai kontrol dimana pada bak ini tidak berisi tanaman eceng gondok hanya
berisi limbah cair. Perlakuan diberikan pada bak pengolahan A yaitu variasi
waktu kontak antara eceng gondok dengan limbah cair. Adapun waktu kontak yang
digunakan adalah 1 sampai 14 hari. Pada setiap waktu kontak diambil sampel
limbah masing-masing
sebanyak 75 mL untuk analisis COD dan analisis kandungan logam berat Cu dan Cr.
Bak B digunakan sebagai kontrol yang juga disampling tiap waktu kontak 1 sampai
14 harihari dengan sampling dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan dengan mengukur
nilai COD dan kandungan logam berat Cu dan Cr pada waktu kontak 1 sampai 14
hari. Data yang diperoleh dari pengukuran nilai COD dan kandungan logam berat
Cu dan Cr dalam sampel limbah cair UPT laboratorium analitik kemudian diplotkan
terhadap waktu perlakuan sehingga diperoeh kurva yang menunjukkan kemampuan
eceng gondok dalam proses fitoremediasi. Pada setiap hari, sampel diambil
untuk diukur konsentrasi COD dan logam berat Cu dan Cr (Suprihatin dan Indrasti Nastiti Siswi, 2010).
Efektivitas
eceng gondok dalam menurunkan kadar COD, logam Cu dan Cr pada air limbah
laboratorium memiliki pola yang cenderung linear atau mengalami peningkatan.
Untuk COD, terjadi peningkatan efektivitas penurunan dari hari ke-1 hingga ke-14,
yakni dari 10,71% menjadi 42,86%. Berbeda halnya dengan logam Cu dan Cr, pada
hari ke-1 kedua logam menunjukkan nilai efektivitas yang cenderung tidak
berbeda jauh, yakni 5,67% dan 5,92%, secara berurutan untuk logam Cu dan Cr (Rorong J A., 2010). Sedangkan pada
hari ke-14, terjadi perbedaan yang signifikan pada efektivitas dari kedua logam
tersebut, yakni 68,73% untuk Cu dan 42,4 % untuk Cr. Oleh karen itu dapat disimpulkan bahwa
sistem
fitoremediasi
dengan eceng gondok selama 14 hari dapat menurunkan nilai COD sebesar 20,7
mg/L, logam Cu dan Cr masing-masing sebesar 0,264 dan 0,86 mg/L, dengan
efektivitas penurunan berturut-turut sebesar 38,15%, 63,06% dan 36,48%. Daya
serap eceng gondok dalam sistem fitoremediasi untuk COD sebesar 0,1232 mg/g
eceng gondok, logam Cu dan Cr masing-masing 0,0016 mg/g eceng gondok dan 0,0051
mg/g eceng gondok.
Daftar Referensi:
Suprihatin dan Indrasti
Nastiti Siswi. 2010. Penyisihan Logam Berat Dari Limbah Cair LAboratorium
dengan Metode Presipitasi dan Adsorpsi. Makara Sains, 14 (1): 44-50
Tangio J, S. 2015.
Adsorpsi Logam Timbal (Pb) dengan menggunakan Biomassa Eceng Gondok (Eichhornoa
crassipes). Jurnal Entropi. 8(1): 500 – 506
Rorong J A., Edi S. 2010.
Analisis Fitokimia Enceng Gondok (Eichhornia crasssipes) dan Efeknya sebagai
Agen Photoreduksi Fe3+ . Chemistry Progress, 3 (1): 33 – 41
Komentar
Posting Komentar